Cari Blog Ini

Jumat, 12 September 2014

Tentang MANHAJ SALAF

Manhaj Salaf, bila ditinjau dari sisi kalimat merupakan gabungan dari dua kata; manhaj dan salaf. Manhaj dalam bahasa Arab sama dengan minhaj, yang bermakna: Sebuah jalan yang terang lagi mudah. (Tafsir Ibnu Katsir 2/63, Al Mu’jamul Wasith 2/957)

Sedangkan salaf, menurut etimologi bahasa Arab bermakna: Siapa saja yang telah mendahuluimu dari nenek moyang dan karib kerabat, yang mereka itu di atasmu dalam hal usia dan keutamaan. (Lisanul Arab , karya Ibnu Mandhur 7/234)

Dan dalam terminologi syariat bermakna: Para imam terdahulu yang hidup pada tiga abad pertama Islam, dari para shahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, tabi’in (murid-murid shahabat) dan tabi’ut tabi’in (murid-murid tabi’in). (Lihat Manhajul Imam Asy Syafi’i fii Itsbatil ‘Aqidah, karya Asy Syaikh Dr. Muhammad bin Abdul Wahhab Al ‘Aqil, 1/55)

Berdasarkan definisi di atas, maka manhaj salaf adalah: Suatu istilah untuk sebuah jalan yang terang lagi mudah, yang telah ditempuh oleh para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, tabi’in dan tabi’ut tabi’in di dalam memahami dienul Islam yang dibawa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Seorang yang mengikuti manhaj salaf ini disebut dengan Salafi atau As Salafi, jamaknya Salafiyyun atau As Salafiyyun. Al Imam Adz Dzahabi berkata: “As Salafi adalah sebutan bagi siapa saja yang berada di atas manhaj salaf.” (Siyar A’lamin Nubala 6/21)

###

'Amirul Mu'minin ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz rahimahullah berkata, “Bersikaplah kalian sebagaimana kaum tersebut (yakni para shahabat) bersikap. Karena sesungguhnya berdasarkan ilmu mereka bersikap, berdasarkan pandangan yang sangat tajam mereka menahan diri. Dan sebenarnya untuk menyingkap (permasalahan) mereka lebih mampu, dan terhadap keutamaan –kalau seandainya ada– pada permasalahan tersebut mereka lebih berhak. Apabila kalian mengatakan, telah muncul perkara baru (bid’ah) setelah mereka, maka tidaklah membuat/memunculkan bid’ah tersebut kecuali orang-orang yang menyelisihi/menentang bimbingan mereka dan benci terhadap sunnah (jalan) mereka. Para shahabat itu telah menyifatkan (menjelaskan) agama ini dengan penjelasan yang menyembuhkan, mereka telah berbicara tentang agama ini dengan pembicaraan yang mencukupi. Jadi apa yang melebihi mereka, maka melelahkan dirinya (tanpa guna), sebaliknya apa yang di bawah.mereka, maka itu sesuatu yang kurang. Telah ada kaum yang kurang dari mereka, sehingga kaum itu pun jatuh pada sikap jafa’ (tidak berpegang kepada prinsip yang benar). Ada pula kaum yang melebihi mereka, sehingga kaum itu pun jatuh pada sikap ekstrim (dalam beragama). Sesungguhnya mereka (para shahabat itu) berada di antara dua sikap tersebut, benar-benar di atas petunjuk yang lurus.” [Diriwayatkan oleh Abu Dawud 4612, al-Ajurri dalam asy-Syari'ah hal. 221-222]

Al Imam Abdurrahman bin ‘Amr Al Auza’i berkata: “Wajib bagimu untuk mengikuti jejak salaf walaupun orang-orang menolakmu, dan hati-hatilah dari pemahaman/pendapat tokoh-tokoh itu walaupun mereka.mengemasnya untukmu dengan kata-kata (yang indah).”
(Asy Syari’ah, karya Al Imam Al Ajurri, hal. 63)

Al Imam Abu Hanifah An Nu’man bin Tsabit berkata: “Wajib bagimu untuk mengikuti atsar dan jalan yang ditempuh oleh salaf, dan hati-hatilah dari segala yang diada-adakan dalam agama, karena ia adalah bid’ah.”
(Shaunul Manthiq, karya As Suyuthi, hal. 322, saya nukil melalui kitab Al Marqat fii Nahjis Salaf Sabilun Najah, hal. 54)

Al Imam Abul Mudhaffar As Sam’ani berkata: “Syi’ar Ahlus Sunnah adalah mengikuti manhaj salafush shalih dan meninggalkan segala yang diada-adakan (dalam agama).”
(Al Intishaar li Ahlil Hadits , karya Muhammad bin-Umar Bazmul hal. 88)

Al Imam Qawaamus Sunnah Al Ashbahani berkata: “Barangsiapa menyelisihi sahabat dan tabi’in (salaf) maka ia sesat, walaupun banyak ilmunya.”
(Al Hujjah fii Bayaanil Mahajjah , 2/437-438, saya nukil melalui kitab Al Intishaar li Ahlil Hadits , hal. 88)

Al-Imam As Syathibi berkata: “Segala apa yang menyelisihi manhaj salaf, maka ia adalah kesesatan.”
(Al Muwafaqaat , 3/284, saya nukil melalui Al Marqat fii Nahjis Salaf Sabilun Najah, hal. 57)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: “Tidak tercela bagi siapa saja yang menampakkan manhaj salaf, berintisab dan bersandar kepadanya, bahkan yang demikian itu disepakati wajib diterima, karena manhaj salaf pasti benar.”
Beliau juga berkata: “Bahkan syi’ar Ahlul Bid’ah adalah meninggalkan manhaj salaf.”
(Majmu’ Fatawa, 4/149 dan 4/155)

Berkata Fadhilatus syaikh Sholeh Al-Fawzan hafizhohulloh:
إذا أردت النجاة وأردت السعادة وأردت السلامة من الضلال فعليك بمنهج السلف
“Apabila engkau menginginkan kesuksesan dan menginginkan kebahagiaan dan engkau ingin keselamatan dari kesesatan, MAKA WAJIB ATASMU BERPEGANG DENGAN MANHAJ SALAF.” (Syarah Ad-Durroh Al-Mudhiyyah, halaman: 279)

###

Asy Syaikh Sholeh bin Fauzan bin Abdillah Al Fauzan hafizhohulloh

Pertanyaan: Apa makna Salafiyyah, dan apakah wajib untuk menempuh manhaj ini dan dan berpegang teguh dengannya?

Jawaban:

Dakwah Salafiyyah adalah dakwah yang berjalan di atas manhaj salaf, (dari kalangan Shahabat, Tabi’in dan generasi yang utama) baik dalam hal aqidah, pemahaman, adab dan akhlak. Dan WAJIB atas setiap muslim untuk menempuh manhaj ini.
Alloh ta’ala berfirman:
‏( ﻭَﺍﻟﺴَّﺎﺑِﻘُﻮﻥَ ﺍﻟْﺄَﻭَّﻟُﻮﻥَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻤُﻬَﺎﺟِﺮِﻳﻦَ ﻭَﺍﻟْﺄَﻧْﺼَﺎﺭِ ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺍﺗَّﺒَﻌُﻮﻫُﻢْ ﺑِﺈِﺣْﺴَﺎﻥٍ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻬُﻢْ ﻭَﺭَﺿُﻮﺍ ﻋَﻨْﻪُ‏) ﺍﻟﺘﻮﺑﺔ : ١٠٠
“Dan generasi pertama umat ini dari kalangan Muhajirin dan Anshor dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Maka Alloh ridho kepada mereka dan merekapun ridho kepada Alloh.” (At Taubah : 100)
‏( ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺟَﺎﺀُﻭﺍ ﻣِﻦْ ﺑَﻌْﺪِﻫِﻢْ ﻳَﻘُﻮﻟُﻮﻥَ ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﺍﻏْﻔِﺮْ ﻟَﻨَﺎ ﻭَﻟِﺈِﺧْﻮَﺍﻧِﻨَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺳَﺒَﻘُﻮﻧَﺎ ﺑِﺎﻟْﺈِﻳﻤَﺎﻥِ ﻭَﻟَﺎ ﺗَﺠْﻌَﻞْ ﻓِﻲ ﻗُﻠُﻮﺑِﻨَﺎ ﻏِﻠًّﺎ ﻟِﻠَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ‏) ﺍﻟﺤﺸﺮ : ١٠
“Dan orang-orang yang datang setelah mereka (Muhajirin dan Anshor), berdo’a: Wahai Rabb kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau jadikan dalam hati-hati kami kedengkian kepada orang yang beriman.” (Al Hasyr : 10)
Nabi Sholallohu ‘alaihi wasallam bersabda:
‏ﻋﻠﻴﻜﻢ ﺑﺴﻨﺘﻲ ﻭﺳﻨﺔ ﺍﻟﺨﻠﻔﺎﺀ ﺍﻟﺮﺍﺷﺪﻳﻦ ﺍﻟﻤﻬﺪﻳﻴﻦ ﻣﻦ ﺑﻌﺪﻱ، ﺗﻤﺴﻜﻮﺍ ﺑﻬﺎ ﻭﻋﻀﻮﺍ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﺑﺎﻟﻨﻮﺍﺟﺪ ﻭﺇﻳﺎﻛﻢ ﻭﻣﺤﺪﺛﺎﺕ ﺍﻷﻣﻮﺭ ﻓﺈﻥ ﻛﻞ ﻣﺤﺪﺛﺔ ﺑﺪﻋﺔ ﻭﻛﻞ ﺑﺪﻋﺔ ﺿﻼﻟﺔ‏
“Wajib atas kalian mengikuti sunnahku dan sunnah Khulafaur Rosyidin yang telah diberi petunjuk sepeninggalku, berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah dengan gigi geraham. Dan hati-hatilah kalian dari perkara yang diada-adakan, karena setiap perkara-perkara yang diada-adakan (dalam agama) adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah sesat.” (HR. Ahmad, At Tirmidzi dan Al Hakim)

[Al Ajwibah Al Mufidah 'an Asilatil Manahij Al Jadidah - hal. 157-158‏]

Alih bahasa : Ibrohim Abu Kaysa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar