Berkata Imam Asy Syaukani rahimahullah dalam Nailul Authar (6/228):
Para ulama Syafiiyyah mengatakan: Bila memungkinkan untuk menghilangkan tato dengan cara pengobatan maka wajib menghilangkannya.
Dan bila tidak memungkinkan dengan cara pengobatan kecuali dengan operasi maka perlu dilihat:
Apabila dikhawatirkan berisiko timbul kerusakan, hilangnya salah satu anggota badan, hilangnya fungsi salah satu anggota badan atau bahaya lainnya maka tidak wajib menghilangkannya. Bila dia bertobat maka tidak ada dosa baginya.
Kemudian apabila diperkirakan tidak menimbulkan risiko yang berbahaya maka wajib menghilangkannya. Barangsiapa menunda-nundanya berarti dia telah berbuat maksiat.
###
Fatwa Al-Lajnah Ad-Da`imah
Tanya:
Ibuku mengatakan bahwa semasa jahiliahnya sebelum tersebarluasnya ilmu, ia membuat garis di rahang bagian bawahnya. Bukan tato yang sempurna memang, akan tetapi ia membuatnya dalam keadaan tidak tahu apakah itu haram atau halal. Namun kini dia mendengar bahwa seorang wanita yang mentato itu terlaknat. Beri kami fatwa semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala membalasi anda semua dengan kebaikan.
Jawab:
Segala puji milik Allah Subhanahu wa Ta’ala satu-satu-Nya sesembahan, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, dan para sahabatnya. Wa ba’du.
Tato itu dilarang, di bagian badan manapun, baik tato yang sempurna ataupun belum. Yang wajib dilakukan oleh ibu anda adalah menghilangkan tato tersebut jika tidak menimbulkan mudarat, dan bertaubat serta meminta ampun dari apa yang telah terjadi di masa lalu.
[Panitia tetap untuk pembahasan Ilmiyah dan Fatwa Saudi Arabia. Yang bertandatangan: Ketua: Abdul ‘Aziz bin Abdullah bin Baz. Wakil: Abdurrazzaq Afifi. Anggota: Abdullah Ghudayyan]
Fatwa Asy-Syaikh Abdul Aziz bin
Abdullah bin Baz rahimahullahu
Beliau mengatakan dalam salah satu suratnya kepada peminta fatwa:
“Saya beritahukan kepada anda bahwa beliau (Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam) melaknati wanita yang menyambung rambutnya dan yang meminta untuk disambungkan, wanita yang mentato dan meminta ditatokan. Bila dilakukan oleh seorang muslim saat dia tidak tahu hukum haramnya, atau ditato semasa dia kecil maka ia harus menghilangkannya setelah mengetahui keharamannya. Namun bila terdapat kesulitan atau mudarat dalam menghilangkannya, cukup baginya untuk bertaubat dan memohon ampun. Dan tidak mengapa yang masih ada dari tatonya di tubuhnya.” [Fatwa ini diterbitkan dari kantor beliau dengan nomor 2/218 pada tanggal 26/1/1409 H]
Fatwa Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan
Tanya:
Apa hukum mentato wajah dan dua tangan? Ini adalah adat kebiasaan yang ada di masyarakat kami. Dan apa yang mesti dilakukan pada seseorang yang dibuatkan tato tersebut semasa kecilnya?
Jawab:
“Tato adalah haram dan merupakan salah satu dosa besar, karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat Al-Wasyimah (yang mentato) dan Al-Mustausyimah (yang minta orang lain untuk mentatokan tubuhnya). Semuanya terlaknat melalui lisan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dengan demikian, tato itu haram dalam Islam dan merupakan salah satu dosa besar. Hal itu juga termasuk mengubah ciptaan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah dijanjikan oleh setan di mana ia akan memerintahkan kepada orang yang menjawab seruannya dari kalangan bani Adam, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
ﻓَﻠَﻴُﻐَﻴِّﺮُﻥَّ ﺧَﻠْﻖَ ﺍﻟﻠﻪِ
“Dan aku pasti akan memerintahkan mereka untuk mengubah ciptaan Allah.” (An-Nisa`: 119)
Maka tato adalah perkara yang tidak boleh dilakukan, tidak boleh didiamkan, dan wajib dilarang. Juga diperingatkan darinya serta diterangkan bahwa itu adalah salah satu dosa besar. Dan orang yang dibuatkan tato, kalau itu dengan kemauannya dan dengan sukarela, maka ia berdosa dan wajib baginya untuk bertobat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan agar menghilangkan tatonya bila mampu. Adapun bila itu dibuatkan tanpa melakukannya sendiri dan tanpa ridhanya, seperti jika dilakukan atasnya semasa kecil, saat belum paham, maka dosanya atas yang melakukannya. Namun bila memungkinkan untuk dihilangkan, dia wajib menghilangkannya. Tapi jika tidak mungkin maka ia dapat udzur dalam keadaan semacam ini.” (dinukil dari kumpulan fatwa beliau, Al-Muntaqa hal. 249)
Fatwa Asy-Syaikh Abdul Muhsin Al-’Abbad
Beliau mengatakan: “Tato itu haram dan bertambah keharamannya ketika seseorang menggambar sesuatu yang haram seperti hewan-hewan. Barangsiapa melakukannya lalu tahu hukumnya hendaknya beristighfar kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan jika bisa menghilangkannya tanpa menimbulkan mudarat maka semestinya itu dihilangkan.”
[Pelajaran Sunan Abi Dawud Kitab Az-Zinah, Bab La’nul wasyimah wal mustausyimah, 8/572]
####
Asy-Syaikh Al-'Allaamah 'Ubaid bin 'Abdillah Al-Jaabiriy حفظه الله
Asy-Syaikh Muhammad Utsman al Anjary telah membacakan soal-soal:
بسم الله والحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله محمد صلى الله عليه وسلم
Kami bersama Fadhilatusy Syaikh al Walid 'Ubaid al Jabiriy -semoga Allah memanjangkan umurnya dengan amalan sholih- kami ketengahkan pertanyaan-pertanyaan yang masuk ke radio An-Nahjul Wadhih dari beberapa negeri.
Pertanyaan pertama:
ماذا يصنع الرجل إذا كان عنده وشم في كتفة وكان الوشم لصورة امرأه فهل يجب عليه ازالته بعمليه جراحيه هذا السؤال من أمريكا
Apa yang harus dilakukan oleh seorang lelaki yang memiliki tato di bahunya? Tato tersebut berupa gambar wanita. Apakah wajib baginya menghilangkannya dengan operasi? Pertanyaan ini dari Amerika.
Asy Syaikh 'Ubaid حفظه الله menjawab:
السلام عليكم ورحمة الله وبركاة
الحمد لله وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين
يعلم كل مسلم ومسلمة أن السنة دلت على تحريم الوشم سواء كان الموشوم رجلا أو امرأة وكذلك لو كان الواشم رجلا أو امرأة
ومن الأحاديث في ذلك قوله -صلى الله عليه وسلم- : لعن الله الواشمة والمستوشمة
فالواشمة: هي فاعله الوشم
والمستوشمة: هي التي يفعل لها الوشم
فهو محرم والأصل أنه يزال وأن هذه الإزالة واجبه لكن إذا ترتب عليها ضرر مثل تشويه الخلقة تشويه شكل الوجه أو الأنف أو الجبهة فهذا يترك وتكفي منه التوبة إن كان الموشوم مسلما
وإن كان الموشوم كافرا يوم فعل به الوشم ثم من الله عليه بالإسلام فالإسلام يجب ما قبلهبقي هل يحاول هذا الموشوم الذي أسلم بعد أن كان كافرا هل يحاول إزالته
الأمر كما تقدم إن كانت إزالته لا تضر فعل ذلك بعمليه تجميل أو بأي عمليه
Hendaknya setiap muslim dan muslimah mengetahui bahwa Islam MENGHARAMKAN TATO, sama saja baik itu yang ditato seorang lelaki ataukah wanita demikian pula (diharamkan) mentato baik kepada lelaki ataupun wanita.
Dan diantara hadits tentang hal itu Sabdanya Shallallaahu 'alaihi wasallam,
لعن الله الواشمة والمستوشمة
"Allah melaknat Al wasyhimah dan al mustausyimah."
Al Wasyimah: Wanita pembuat tato.
Al Mustausyimah: Wanita yang ditato.
Perbuatan tersebut diharamkan. Pada hukum asalnya adalah harus dihilangkan. Dan membuangnya adalah kewajiban dia.
Akan tetapi jika hal itu akan mengakibatkan kemudharatan misalnya akan: merusak tubuh, merusak bentuk wajah, hidung atau kening. Maka hal tersebut ditinggalkan, cukup baginya untuk bertaubat. Apabila yang ditato adalah seorang muslim.
Apabila yang ditato adalah masih kafir sewaktu dia dulu ditato kemudian Allah anugrahkan kepadanya (masuk) Islam, maka Islam akan menutup apa (dosa) yang sebelumnya.
Lantas, apakah orang kafir yang ditato kemudian masuk islam tadi tetap harus menghilangkan tatonya?
Perkaranya sebagaimana disebutkan tadi di atas. (Yakni) apabila tidak akan memudharatkan dirinya maka dia hilangkan dengan cara operasi rekonstruksi atau dengan upaya yang lain.
Sumber:
ar .alnahj .net/fatawah/open-session-with-sh-obaid-al-jabri/05/11-06-1435h
Alih Bahasa:
Al-Ustadz Fauzan Abu Fadhl Sukabumi حفظه الله - [FBF 7]
WA Forum Berbagi Faidah [FBF]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar