Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, pelayan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang menghabiskan masa kecilnya dalam bimbingan beliau shallallahu 'alaihi wa sallam ini menceritakan:
ﺃَﻥَّ ﺭَﺳُﻮْﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﻣَﺮَّ ﻋَﻠَﻰ ﻏِﻠْﻤَﺎﻥٍ ﻓَﺴَﻠَّﻢَ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ
“Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bertemu dengan anak-anak kecil lalu beliau mengucapkan salam kepada mereka.” (HR. Muslim no. 2168)
Dalam riwayat lain:
“Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa mengunjungi orang-orang Anshar, lalu mengucapkan salam pada anak-anak mereka, mengusap kepala mereka dan mendoakannya.” (HR An. Nasa`i, dikatakan dalam Ash-Shahihul Musnad fi Asy-Syamail Muhammadiyah no. 796: hadits hasan)
Peristiwa yang disaksikan oleh Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu ini membekas dalam dirinya, sehingga Anas pun melakukannya. Diriwayatkan oleh Tsabit Al-Bunani rahimahullah, bahwa dia pernah berjalan bersama Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, melewati anak-anak kecil. Lalu Anas mengucapkan salam kepada mereka, dan mengatakan:
ﻛَﺎﻥَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﻳَﻔْﻌَﻠُﻪُ
“Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dahulu biasa melakukannya.” (HR. Al-Bukhari no. 6247 dan Muslim no. 2168)
Perbuatan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ini diikuti pula oleh sahabat yang lainnya. Diceritakan oleh ‘Anbasah bin ‘Ammar rahimahullah:
ﺭَﺃَﻳْﺖُ ﺍﺑْﻦَ ﻋُﻤَﺮَ ﻳُﺴَﻠِّﻢُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﺼِّﺒْﻴَﺎﻥِ ﻓِﻲ ﺍﻟﻜُﺘَّﺎﺏِ
“Aku pernah melihat Ibnu ‘Umar memberi salam kepada anak-anak kecil di kuttab.” (HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad, dikatakan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Adabil Mufrad no. 797: shahihul isnad)
Kuttab adalah suatu tempat yang digunakan anak-anak untuk belajar membaca, menulis, dan menghafal Al-Qur`an.
Memberikan salam kepada anak-anak ini dilakukan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan diikuti pula oleh para shahabat beliau radhiallahu anhum. Hal ini merupakan sikap tawadhu’ dan akhlak yang baik, serta termasuk pendidikan dan pengajaran yang baik, serta bimbingan dan pengarahan kepada anak-anak, karena anak-anak apabila diberi salam, mereka akan terbiasa dengan hal ini dan menjadi sesuatu yang tertanam dalam jiwa mereka. (Syarh Riyadhish Shalihin, 1/366-367)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar