Cari Blog Ini

Sabtu, 14 November 2015

AMALAN-AMALAN HATI

Meniatkan amalan untuk akhirat

“Barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai cita-cita/harapannya, maka Allah akan cerai-beraikan urusannya, Allah jadikan kefaqiran selalu di pelupuk kedua matanya, dan dunia tidak akan datang kepadanya kecuali apa yang telah ditetapkan untuknya. Dan barangsiapa akhirat sebagai niatnya, maka Allah akan kumpulkan urusannya, Allah jadikan kekayaan dalam hatinya, dan dunia akan datang kepadanya dalam keadaan dunia itu tidak suka.” (HR. Ibnu Majah, dishahihkan Syaikh Muqbil dalam Ash-Shahihul Musnad 1/263)

Takut kepada Allah Subhanahu wataala

“Balasan mereka di sisi Rabb mereka ialah surga Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Hal itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Rabbnya.” (al-Bayyinah: 8) 

Bertawakal kepada Allah Subhanahu wataala

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya.” (Ath-Thalaq: 2-3)

“Seandainya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, niscaya Allah akan anugerahkan rezeki kepada kalian sebagaimana melimpahkan rezeki kepada burung, di pagi hari dalam keadaan lapar, (pulang) sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. Ahmad, dihasankan Syaikh Muqbil dalam Ash-Shahihul Musnad 2/110-111)

Tawadhu (rendah hati)

“Tidaklah sedekah akan membuat harta berkurang, dan tidaklah Allah akan menambahkan pada seorang hamba karena memaafkan (saudaranya) selain (bertambah) kemuliaan, dan tidaklah seseorang merendahkan hatinya karena Allah, melainkan Allah akan meninggikan derajatnya.” (HR. Muslim)

Mencintai karena Allah dan membenci karena Allah

“Barangsiapa mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah, menahan pemberian karena Allah, maka telah sempurnalah keimanannya.” (HR. Abu Dawud dengan sanad yang dishahihkan Al Albani dalam As Shahihah no. 360)

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bertanya kepada Abu Dzar, “Tali iman apa –aku (perawi hadis) menduga– yang paling kokoh?” Abu Dzar menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Beliau shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Saling mencintai di jalan Allah, saling membenci di jalan-Nya, mencintai dan membenci di jalan-Nya.” (HR. Ath Thabrani, dihasankan Al Albani dalam Ash Shahihah no. 998 dan 1728)

“Tiga perkara yang barangsiapa memilikinya maka dia akan mendapatkan manisnya iman: Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada selain keduanya, mencintai seseorang tidaklah dia mencintainya kecuali karena Allah, dan benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah selamatkan darinya sebagaimana ia benci apabila dilemparkan ke dalam api.” (Muttafaqun ‘Alaihi)

Mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi kecintaan kepada selain keduanya

“Tiga perkara yang barangsiapa memilikinya maka dia akan mendapatkan manisnya iman: Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada selain keduanya, mencintai seseorang tidaklah dia mencintainya kecuali karena Allah, dan benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah selamatkan darinya sebagaimana ia benci apabila dilemparkan ke dalam api.” (Muttafaqun ‘Alaihi)

“Tidaklah beriman salah seorang di antara kalian sampai aku (Rasulullah) lebih ia cintai daripada anaknya, kedua orang tuanya dan seluruh umat manusia.” (HR. Muslim)

Berbaik sangka kepada Allah

“Janganlah salah seorang dari kalian meninggal dunia kecuali dia berbaik sangka kepada Allah Azza Wa Jalla.” (HR. Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar