Cari Blog Ini

Sabtu, 14 November 2015

BERMUAMALAH DENGAN SESAMA MUSLIM

Menegakkan amar maruf nahi munkar

“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (Luqman: 17)

Menolong saudara sesama muslim yang sedang teraniaya, dan mencegah saudara sesama muslim melakukan kezaliman

“Tolonglah saudaramu, baik dalam keadaan sedang berbuat zalim atau sedang teraniaya.” Ada yang bertanya, “Rasulullah, kami akan menolong orang yang teraniaya. Bagaimana menolong orang yang sedang berbuat zalim?” Ia menjawab, “Kamu cegah atau kamu larang dia dari melakukan kezaliman. Itulah bentuk pertolonganmu kepadanya.” (HR. Bukhari)

Menjauhi sifat sombong, angkuh, dan membanggakan diri sendiri, dan melunakkan suara ketika berbicara

“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (Luqman: 18-19)

Tidak boleh menzalimi saudaranya sesama muslim, menghinanya, mendustakannya, meremehkannya, dan merendahkannya

“Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, tidak boleh dia mendzalimi saudaranya, menghinanya, mendustakannya dan meremehkannya. Takwa itu ada di sini -sambil menunjuk ke dadanya tiga kali-. Cukuplah seseorang dikatakan jahat ketika merendahkan saudaranya semuslim.” (HR. Muslim no. 2564)

Menjaga lisan dan tangan dari menyakiti saudaranya sesama muslim

“Seorang muslim adalah seseorang yang muslim lainnya selamat dari lisan dan tangannya.” (HR. al-Bukhari)

Lemah lembut kepada saudaranya sesama muslim dan tidak bersikap keras dan kasar

“Maka oleh sebab rahmat dari Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut kepada mereka. Sekiranya engkau menjadi bersikap keras dan berhati kasar sungguh tentulah mereka akan menjauhkan diri dari sekitarmu.” (Ali Imran: 159)

“Sesungguhnya lemah lembut tidaklah ada pada sesuatu pasti menghiasinya, dan jika tidak ada pada sesuatu pasti menjelekkannya.” (HR. Muslim no. 2594)

Saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi satu sama lain

“Perumpamaan kaum mukminin dalam rasa cinta, kasih sayang, dan belas kasihnya bagai satu tubuh. Apabila satu bahagian tubuh merasa sakit (menderita) maka menjalarlah penderitaan ke seluruh tubuh hingga tak dapat tidur dan panas demam.” (HR. Bukhari)

Saling menguatkan satu sama lain

“Seorang mukmin terhadap mukmin yang lain laksana satu bangunan yang saling menguatkan satu sama lain”. Lalu baginda mendekatkan jari jemarinya.” (HR. Bukhari)

Saling mengunjungi satu sama lain

“Sesungguhnya seorang laki-laki (dari orang-orang sebelum kita) mengunjungi saudaranya di daerah lain. Maka Allah hendak mengujinya, sehingga Allah perintahkan seorang malaikat untuk menghadangnya (di tengah perjalanannya), lalu malaikat tersebut bertanya, ‘Hendak kemanakah engkau?’ Orang itu menjawab, ‘Aku ingin mengunjungi saudaraku di kampung ini.’ Malaikat berkata, ‘Apakah ada satu kenikmatan yang engkau ingin membalasnya (karena hutang budi)?’ Dia menjawab, ‘Tidak, hanya saja aku mencintainya kerana Allah.’ Malaikat berkata, ‘Sesungguhnya aku diutus Allah kepadamu, (untuk menyampaikan) bahwa Allah mencintaimu sebagaimana engkau mencintainya kerana Allah.’” (HR. Muslim)

Ibnu Masud berkata, “Kami (para sahabat) apabila kami kehilangan saudara kami maka kami mendatanginya. Jika dia sakit maka (kedatangan kami) menjadi besukan (baginya), jika dia sedang sibuk maka (kedatangan kami) menjadi bantuan (baginya), dan jika selain itu semua maka (kedatangan kami) sebagai kunjungan (baginya).” (Adab As-Shuhbah 1/107)

Berbuat kepada orang lain apa yang dia suka untuk diperbuat terhadap dirinya

“Siapa yang ingin dijauhkan dari api neraka dan dimasukkan ke dalam surga, hendaknya dalam keadaan beriman kepada Allah ‘azza wa jalla dan hari akhir saat kematian mendatanginya. Hendaklah dia berbuat kepada manusia apa yang dia suka untuk diperbuat terhadap dirinya.” (HR. Muslim)

“Tidak beriman salah seorang dari kalian hingga dia menyukai untuk saudaranya apa yang dia sukai untuk dirinya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Saling tolong menolong satu sama lain, menghilangkan dan meringankan kesempitan dan kesulitan yang menimpa saudaranya sesama muslim, dan menutup aib saudaranya sesama muslim

“Barang siapa menghilangkan kesempitan seorang mukmin dari kesulitan-kesulitan di dunia, Allah akan menghilangkan kesulitan yang menimpanya dari kesulitan-kesulitan di hari kiamat. Barang siapa yang meringankan seseorang yang sedang tertimpa kesulitan, Allah akan meringankan bebannya di dunia dan akhirat. Barang siapa yang menutup kejelekan seorang muslim, Allah akan menutup kejelekannya di dunia dan akhirat. Dan Allah akan menolong seorang hamba apabila hamba tersebut menolong saudaranya. Dan barang siapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan memudahkan jalannya menuju ke surga.” (HR. Muslim)

Menyambung hubungan dengan orang yang memutuskan hubungan denganmu, dan berbuat baik kepada orang yang berbuat jelek kepadamu

“Sambunglah orang yang memutuskan hubungan denganmu, berbuat baiklah kepada orang yang berbuat jelek kepadamu, dan ucapkanlah perkataan yang benar walaupun berdampak buruk pada dirimu.” (Lihat: Shahih Al Jami' no. 3769, As Silsilah Ash Shahihah no. 1911)

Tidak saling mendengki antara sesama muslim

“Umat manusia akan senantiasa baik, selama tidak saling mendengki.” (Lihat: As Silsilah Ash Shahihah no. 3486, Shahih At Targhib no. 2887)

Mudah dalam memaafkan saudaranya sesama muslim

“Tidaklah sedekah akan membuat harta berkurang, dan tidaklah Allah akan menambahkan pada seorang hamba karena memaafkan (saudaranya) selain (bertambah) kemuliaan, dan tidaklah seseorang merendahkan hatinya karena Allah, melainkan Allah akan meninggikan derajatnya.” (HR. Muslim)

Tersenyum dan wajah berseri di hadapan saudara sesama muslim

“Senyummu di hadapan saudaramu bernilai shodaqoh untukmu.” (HR. Tirmidzi)

“Janganlah kalian meremehkan sesuatu kebaikan walau dengan wajah berseri ketika berjumpa dengan saudaramu.” (HR. Muslim no. 2626)

Abdullah bin Harits bin Jaza berkata, “Aku tidak melihat seorang pun yang lebih banyak tersenyum daripada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.” (HR. At-Tirmidzi, dishahihkan al-Albani dalam Shahih at-Tirmidzi no. 2880)

Memandang saudaranya yang sedang dihadapi, mendengarkan saudaranya yang sedang berbicara, dan memperluas tempat bagi saudaranya apabila dia hendak duduk

Ibnu Abbas berkata, “Orang yang duduk kepadaku, atasku untuk memberikan kepadanya tiga hak: aku memandangnya apabila aku menghadapnya, aku perluas majelis (tempat) baginya apabila dia duduk, aku mendengarkannya apabila dia berbicara.” (Uyunul Akhbar 1/307)

Saling memberi hadiah

“Hendaklah kalian saling memberi hadiah agar kalian saling mencintai.” (HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad, dihasankan al-Albani)

Tidak boleh meminta kembali sesuatu yang sudah diberikan olehnya kepada orang lain, kecuali seorang ayah boleh meminta kembali sesuatu yang sudah diberikan kepada anaknya

“Tidak halal bagi seseorang untuk memberikan suatu pemberian kemudian memintanya kembali, kecuali bagi seorang ayah atas apa yang diberikan kepada anaknya.” (HR. Ahmad, at-Tirmidzi dan yang lainnya, dishahihkan al-Albani dan asy-Syaikh Muqbil)

Bersyukur dan membalas kebaikan yang diberikan saudaranya dengan mengatakan kepadanya jazakallahu khairan

“Barangsiapa yang diberikan satu perbuatan kebaikan kepadanya lalu dia membalasnya dengan mengatakan,
جَزَاكَ الله خَيْرًا
(semoga Allah membalasmu dengan kebaikan), maka sungguh hal itu telah mencukupi dalam menyatakan rasa syukurnya.”
(HR. At-Tirmidzi 2035, An-Nasaai dalam Al-Kubra 6/53, Al-Maqdisi dalam Al-Mukhtarah 4/1321, Ibnu Hibban 3413, Al-Bazzar dalam Musnad-nya 7/54, dishahihkan Al-Albani dalam shahih Tirmidzi)

Memuliakan tokoh masyarakat

“Apabila datang kepada kalian seorang pembesar kaum muliakanlah dia.” (HR. Ibnu Majah dan dihasankan al-Albani dalam Shahih Ibnu Majah no. 2991)

Menghormati orang-orang tua dan menyayangi anak-anak kecil

“Bukanlah termasuk petunjuk kami  (adab kami) orang yang tidak menghormati orang tua dan menyayangi anak kecil.” (HR. Ahmad, al-Hakim, dihasankan al-Albani dalam Shahih al-Jami’ no. 5443)

Bercanda sesekali

“Sesungguhnya saya bercanda dan saya tidaklah mengatakan selain kebenaran.” (HR. ath-Thabarani dalam al-Kabir, disahihkan al-Albani dalam Shahih al-Jami’)

Sungguh, ada seorang lelaki meminta kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam sebuah kendaraan untuk dinaiki. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan, “Aku akan memberimu kendaraan berupa anak unta.” Orang itu (heran) lalu berkata, “Apa yang bisa saya perbuat dengan anak unta itu?” Nabi Shalallahu alaihi wassalam  bersabda, “Bukankah unta betina itu tidak melahirkan selain unta (juga)?” (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi, disahihkan al-Albani dalam al-Misykat no. 4886)

Dahulu, ada seorang sahabat bernama Zahir bin Haram radhiyallahu ‘anhu. Dia biasa membawa barang-barang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dari badui (pedalaman) karena dia seorang badui. Apabila Zahir ingin pulang ke kampungnya, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mempersiapkan barang-barang yang dibutuhkan Zahir di tempat tinggalnya. Zahir ini jelek mukanya, tetapi Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam menyenanginya. Pada suatu hari ia datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam untuk menjual barang dagangannya. Diam-diam, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mendekapnya dari belakang. Zahir berkata, “Siapa ini? Lepaskan saya!” Zahir lalu menoleh, ternyata ia adalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Zahir pun menempelkan punggungnya pada dada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, “Siapa yang mau membeli budak ini?” Zahir berkata, “Wahai Rasulullah, demi Allah, kalau begitu, niscaya engkau akan mendapatiku sebagai barang (budak) yang tidak laku dijual (karena jeleknya wajah).” Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Akan tetapi, engkau di sisi Allah Subhanahu wata’ala bukan orang yang tidak laku dijual.” Atau beliau bersabda, ”Akan tetapi, engkau di sisi Allah Subhanahu wata’ala itu mahal.” (HR. Ahmad dalam al-Musnad 3/161 dan al-Baghawi dalam Syarhu as-Sunnah)

Tidak boleh menunjuk kepada saudaranya sesama muslim dengan senjata

“Janganlah salah seorang kalian menunjuk kepada saudaranya dengan senjata, karena dia tidak tahu, bisa jadi setan mencabut dari tangannya, lalu dia terjerumus ke dalam neraka.” (Muttafaqun ‘alaih)

Tidak boleh mengambil barang saudaranya sesama muslim walaupun cuma bercanda

“Janganlah salah seorang kalian mengambil barang temannya (baik) bermain-main maupun serius. Meskipun ia mengambil tongkat temannya, hendaknya ia kembalikan kepadanya.” (HR. Ahmad, Abu Daud, at-Tirmidzi, dan al-Hakim, dihasankan al-Albani dalam Shahih al-Jami’)

Tidak boleh menakut-nakuti saudaranya sesama muslim

“Tidak halal bagi seorang muslim menakut-nakuti muslim yang lain.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud, lihat Shahihul Jami’ no. 7659)

Menghadiri undangan walimah saudaranya

“Jika salah seorang dari kalian diundang ke walimah, hendaknya dia menghadirinya.” (Muttafaqun ‘alaih)

Menghadiri undangan walimah walaupun sedang berpuasa

“Apabila salah seorang dari kalian diundang, hendaknya dia memenuhinya. Apabila sedang berpuasa, hendaknya dia mendoakannya, dan apabila tidak berpuasa, hendaknya dia makan.” Dalam hadits Jabir ‘alaihissalam, Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam memberikan pilihan, “Jika dia menghendaki, hendaknya dia makan (berbuka), dan jika dia menghendaki, hendaknya dia meninggalkannya (tetap berpuasa).”

Tidak boleh mengkhususkan undangan walimah hanya untuk orang-orang kaya

“Sejelek-jelek makanan adalah makanan walimah yang di sana hanya orang-orang kaya yang diundang, sementara orang-orang miskin tidak diundang. Barang siapa tidak memenuhi undangan, dia telah bermaksiat kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya.”

Menyebarkan salam

“Demi Dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya, tidaklah kalian akan masuk surga sampai kalian beriman, dan tidaklah kalian beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan atas sesuatu apabila kalian lakukan akan saling mencintai? Menyebarkan salam di antara kalian.” (HR. Muslim)

Memberi makan dan mengucapkan salam kepada sesama muslim, baik yang kenal maupun yang tidak kenal

Seseorang bertanya kepada Rasulullah, “Perkara apakah yang dianggap kebaikan dalam islam?” Beliau bersabda, “Engkau memberi makan dan mengucapkan salam kepada orang yang engkau kenal dan orang yang tidak engkau kenal.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Memberi salam kepada sesama muslim apabila berjumpa

“Jika bertemu dengannya (seorang muslim) maka berikan salam kepadanya.” (HR. Muslim)

Bersalaman (berjabat tangan) ketika bertemu dengan sesama muslim

“Tidaklah dua orang muslim bertemu kemudian bersalaman kecuali diampuni dosa-dosanya sebelum mereka berpisah.” (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, dihasankan al-Albani dalam Shahih al-Jami no. 5777)

Meminta izin sebelum masuk rumah orang lain, dan memberi salam kepada penghuninya

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.” (an-Nur: 27)

Boleh menunda menjawab salam jika ada hajat

Nabi shallallahu alaihi wasallam menghadap ke arah sumur Jamal kemudian datang seorang laki-laki mengucapkan salam kepada beliau tapi beliau tidak menjawab salam. Hingga beliau menghadap ke tembok kemudian beliau mengusap wajah dan kedua tangannya (bertayammum) kemudian menjawab salam. (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Memuji Allah ketika ada saudaranya yang menanyakan keadaannya

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berkata kepada seorang laki-laki, “Bagaimana kabarmu pagi ini wahai fulan?” Orang tersebut berkata,
أَحْمَدُ اللهَ إِلَيْكَ يَا رَسُولَ الله
“Aku memuji Allah dengan sebab engkau wahai Rasulullah.”
Maka Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Ini yang aku inginkan darimu.” (Dihasankan al-Albani dalam ash-Shahihah 2952)

Mendoakan mempelai yang baru menikah

Mengucapkan,
بَارَكَ اللهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِي خَيْرٍ
“Semoga Allah memberikan barakah untukmu dan memberkahi atasmu, dan semoga Allah mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, al-Baihaqi, dan ad-Darimi)

Menjenguk saudara sesama muslim yang sedang sakit dan mendoakannya

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah masuk menjenguk seorang A’rabi (penduduk pedalaman). Dahulu ketika beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk menjenguk seseorang, beliau mengatakan,
لاَ بَأْسَ طَهُورٌ إِنْ شَاءَ اللهُ
“Tidak mengapa, insya Allah menjadi penyuci.” (HR. al-Bukhari)

Jibril menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, “Wahai Muhammad, engkau sakit?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ya.” Jibril lalu berkata,
بِسْمِ اللهِ أَرْقِيكَ، مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيْكَ، مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنٍ حَاسِدٍ، اللهُ يَشْفِيكَ، بِسْمِ اللهِ أَرْقِيكَ
“Dengan nama Allah aku meruqyahmu, dari segala yang menyakitimu, dari kejelekan setiap jiwa atau ‘ain (pandangan mata yang jahat) yang dengki. Semoga Allah menyembuhkanmu. Dengan nama Allah aku menruqyahmu.” (HR. Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar