Para pembaca yang berbahagia.
Bulan yang mulia, yang di dalamnya penuh dengan keberkahan sebentar lagi kan tiba. Kaum muslimin di seluruh penjuru dunia mulai mempersiapkan diri menyambut kedatangan bulan nan penuh berkah tersebut. Ya, itulah bulan Ramadan. Alloh melipat gandakan pahala di dalamnya sampai berlipat-lipat banyaknya dan membuka pintu-pintu kebaikan kepada para hamba-Nya yang mengharapkan rahmat, ampunan dan surga Alloh.
Dan di antara pintu-pintu kebaikan yang Alloh bukakan kepada para hamba-Nya pada bulan Ramadan adalah disyariatkannya salat tarawih di malam hari.
Apa itu salat tarawih?
Salat tarawih adalah salat malam (qiyamul lail) yang dilakukan di bulan Ramadhan.
Mengapa dinamakan salat tarawih?
Karena salat ini dilakukan dalam keadaan memperpanjang berdiri, ruku dan sujudnya. Dan apabila telah selesai melakukan 4 rakaat yang pertama maka beristirahat. Kemudian melakukan 4 rakaat yang kedua dan setelah itu istirahat kembali. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan salat witir sebanyak 3 rakaat. (asy-Syarhul Mumthi juz 4, hlm. 10)
Manakah yang lebih utama: dilakukan secara berjamaah atau sendiri-sendiri?
Salat tarawih lebih utama dilakukan secara berjamaah berdasarkan perbuatan Rasululloh shallallahu alaihi wasallam. Rasululloh shallallahu alaihi wasallam pada awalnya melakukan salat tarawih berjamaah di masjid bersama para sahabat pada 3 malam pertama bulan Ramadan kemudian pada malam ke 4 dan seterusnya beliau tidak menghadiri salat tarawih berjamaah. Hal ini cukup beralasan dikarenakan besarnya rasa sayang Rasululloh shallallahu alaihi wasallam kepada umatnya yaitu khawatir nantinya salat tarawih akan diwajibkan sehingga akan memberatkan mereka, dalam keadaan waktu itu wahyu masih terus turun kepada beliau. Beliau shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إِنِّي خَشيتُ أَن تُفْرَضَ عليكم
Sesungguhnya aku khawatir, (salat tarawih) akan diwajibkan kepada kalian. (HR. al-Bukhori no. 1129 dan Muslim no. 177 dan 761)
Namun akhirnya kekhawatiran tersebut pun hilang bersamaan dengan wafatnya Rasululloh shallallahu alaihi wasallam, setelah Alloh menyempurnakan syariat Islam. Oleh karena itulah pada masa Amirul Mukminin Umar bin al-Khattab, beliau mengumpulkan kaum muslimin untuk melakukan salat tarawih berjamaah dengan menunjuk Tamim bin Aus ad-Dari dan Ubay bin Kaab sebagai imam. (HR. al-Bukhori no. 2009 dan 2010)
Apakah salat tarawih berjamaah juga disyariatkan kepada para wanita?
Para wanita juga disyariatkan untuk menghadiri salat tarawih berjamaah. *)
Bahkan diperbolehkan untuk menunjuk imam khusus bagi jamaah wanita selain imam bagi jamaah pria. Sebagaimana di masa Umar, beliau menunjuk Ubay bin Kaab sebagai imam bagi jamaah pria dan menunjuk Sulaiman bin Abi Hatsmah bagi jamaah wanita. Demikian pula Ali bin Abi Thalib pernah menjadi imam bagi jamaah wanita. Namun dengan catatan masjidnya adalah luas, sehingga tidak saling mengganggu. (Qiyamu Ramadhan hlm. 21)
Kapan batasan waktu pelaksanaan salat tarawih?
Salat tarawih bisa dimulai setelah salat isya sampai menjelang subuh. Sebagaimana sabda Rasululloh shallallahu alaihi wasallam:
إِنَّ اللهِ زَادَكُم صَلاَة، وَهِيَ الوِتْرُ, فَصَلُّوهَا بَيْنَ صَلاَةِ العِشَاءِ إِلىَ صَلاَةِ الفَجْرِ
Sesungguhnya Alloh menambahkan kepada kalian salat yaitu witir, maka lakukanlah salat kalian antara salat isya sampai salat subuh. (HR. Ahmad, lihat ash Shahihah no. 108 dan al-Irwa 2/158)
Waktu paling utama melakukan salat tarawih adalah pada akhir malam (1/3 malam terakhir) sebagaimana sabda Rasululloh shallallahu alaihi wasallam:
فَإِنَّ صَلاَةَ آخِرِ اللَّيْلِ مَشْهُودَةٌ وَذلِكَ أَفْضَلُ
Karena sesungguhnya salat di akhir malam adalah disaksikan (dihadiri oleh para malaikat rahmat), dan yang demikian adalah lebih utama. (HR. Muslim no. 755)
Apabila kita dihadapkan pada 2 masalah: salat tarawih berjamaah di awal malam ataukah salat tarawih sendiri di akhir malam, manakah yang lebih utama?
Salat tarawih berjamaah walaupun dilakukan di awal malam adalah yang lebih utama, karena Rasululloh shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا صَلىَّ مَعَ الإِمَامِ حَتَى يَنٍصَرِفَ حُسِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ
Sesungguhnya seseorang apabila salat (malam) bersama imam sampai selesai maka dia akan mendapatkan pahala salat malam (secara sempurna). (HR. Abu Dawud no. 1375 dan an-Nasai no. 1364)
Berapa jumlah rakaat salat tarawih dan bagaimana caranya?
Rasululloh shallallahu alaihi wasallam biasa melakukan salat malam sebanyak 11 rakaat. **)
Hal ini berdasarkan persaksian istri beliau sendiri yaitu Aisyah:
كَانَ النَّبيُّ صلّى الله عليه وسلّم لاَ يَزِيدُ فِي رَمَضَانَ وَلاَ غَيْرِهِ عَلىَ إِحْدَى عَشْرَة رَكْعةً، يُصلِّي أربعاً؛ فَلاَ تسألْ عَنْ حُسْنهنَّ وُطُولِهنَّ، ثم يُصلِّي أربعاً؛ فلا تسألْ عن حُسْنهنَّ وطُولِهِنَّ، ثم يُصلِّي ثلاثاً
Dahulu Rasululloh shallallahu alaihi wasallam tidaklah menambah (rakaat) baik di bulan Ramadan maupun selainnya lebih dari 11 rakaat. Beliau melakukan salat 4 rakaat (pertama) maka jangan ditanya tentang bagus dan panjang salatnya. Kemudian beliau melakukan salat 4 rakaat (kedua) maka jangan ditanya tentang bagusnya dan panjangnya. Kemudian beliau melakukan salat 3 rakaat. (HR. al-Bukhori no. 1147 dan Muslim no. 125 dan 738)
Dan terkadang beliau shallallahu alaihi wasallam melakukannya 13 rakaat sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Abbas:
كَانَتْ صَلاَةُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلاَثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً
Salat (malam) nabi shallallahu alaihi wasallam adalah 13 rakaat. (HR. al-Bukhori no. 1138 dan Muslim no. 764)
Asy-Syaikh al-Albani menjelaskan tentang tata cara salat tarawih 13 rakaat:
Memulai terlebih dahulu dengan salat 2 rakaat yang ringan bacaannya (badiyah isya). Kemudian dilanjutkan dengan salat 11 rakaat.
Atau melakukan salat 8 rakaat dengan tiap 2 rakaat salam kemudian witirnya 5 rakaat.
(Qiyamu Ramadhan hlm. 28)
Apakah pada 4 rakaat pertama dan kedua tersebut masing-masingnya dilakukan dengan 4 rakaat-salam ataukah dilakukan dengan 2 rakaat-salam dan 2 rakaat-salam?
Pendapat yang benar dalam masalah ini wallahu alam adalah pada setiap 4 rakaat dilakukan dengan 2 rakaat-salam dan 2 rakaat-salam. Cara yang demikian adalah berdasarkan hadits Aisyah ketika beliau menjelaskan tata cara salat malam Rasululloh shallallahu alaihi wasallam:
كَان النَّبيُّ صلّى الله عليه وسلّم يُصَلِّي فِي اللَّيْلِ إِحدَى عَشْرَة رَكْعة، يُسلِّمُ من كُلِّ رَكعتين
Dahulu nabi shallallahu alaihi wasallam melakukan salat malam sebanyak 11 rakaat, beliau melakukan salam pada setiap 2 rakaat. (HR. Muslim no. 122 dan 736)
Rasululloh shallallahu alaihi wasallam sendiri juga bersabda:
صلاةُ اللَّيلِ مَثْنَى مَثْنَى
Salat malam adalah 2 rakaat–2 rakaat. (HR. al-Bukhori no. 99 dan Muslim no. 145 dan 749)
Berapa ukuran panjang bacaan pada salat tarawih?
Tidak ada batasan tertentu dalam masalah ini, terkadang Rasululloh membaca surat seukuran 20 ayat atau 50 ayat atau 100 ayat atau 200 ayat dan bahkan beliau pernah membaca al-Baqarah, an-Nisa, Ali-Imran dalam 1 rakaat. ***)
Namun yang paling penting, hendaklah seorang imam melihat kondisi makmum yang salat di belakangnya. Mungkin sebagian mereka ada yang tua usianya, anak kecil, orang lemah, sedang sakit dan punya keperluan, sehingga diperingan bacaannya. Kalau seandainya salat sendiri maka tidak masalah untuk memperpanjang bacaan salatnya. (Qiyamu Ramadhan hlm. 23-25)
Disunnahkan pada witir yang 3 rakaat membaca surat al-Ala di rakaat pertama, surat al-Kafirun di rakaat kedua dan surat al-Ikhlas di rakaat ketiga. (Qiyamu Ramadhan hlm. 30)
Dzikir Salat Tarawih
Tidak ada dzikir khusus yang disyariatkan dalam salat tarawih selain dari:
- Doa qunut witir yang dibaca setelah selesai membaca surat dan sebelum ruku. Dan boleh juga dibaca setelah ruku. Bacaannya adalah sebagai berikut:
اللهُمَّ اهْدِنِي فِيْمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِي فِيْمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِي فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِي فِيْمَا أَعْطَيْتَ، وَقِنِي شَرَّ مَا قَضَيْتَ، فَإِنَّكَ تَقْضِي وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ، وَإِنَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَّيْتَ، وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ، تَبَارَكْت رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ، لاَ مَنْجَا مِنْكَ إِلاَّ إِلَيْكَ
Setelah selesai doa qunut diperbolehkan menambah dengan selawat kepada Rasululloh shallallahu alaihi wasallam.
- Membaca doa di akhir rakaat witir sebelum salam atau setelahnya, bacaannya adalah:
اللهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِرَضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ، وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوْبَتِكَ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْكَ، لاَ أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ، أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلىَ نَفْسِكَ
- Membaca dzikir setelah salam dari rakaat witir yang terakhir, bacaannya adalah:
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوْسِ، سُبْحَانَ اْلمَلِكِ الْقُدُّوْسِ، سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوْسِ
Dzikir ini dibaca sebanyak 3 kali dengan dipanjangkan suaranya dan ditinggikan suaranya pada bacaan yang ketiga. (Qiyamu Ramadhan hlm. 31-33)
Keutamaan Salat Tarawih
- Mendapatkan pengampunan dosa-dosa yang telah lalu.
Rasululloh shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda:
مَنْ قامَ رَمَضَانَ إِيمَاناً وَاحْتِسَاباً غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Barangsiapa yang menegakkan salat malam di bulan Ramadan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Alloh maka akan diampuni baginya dosa-dosanya yang telah lalu. (HR. al-Bukhori no. 37 dan 2009, Muslim no. 759)
- Akan digabungkan bersama orang-orang yang jujur dan mati syahid.
Ada seorang laki-laki yang bertanya kepada Rasululloh shallallahu alaihi wasallam, “Wahai Rasululloh, bagaimana menurutmu apabila aku telah bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Alloh dan engkau adalah utusan Alloh, melakukan salat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadan dan menegakkan salat malam di bulan Ramadan serta menunaikan zakat?” Maka Rasululloh shallallahu alaihi wasallam bersabda:
مَنْ مَاتَ عَلىَ هذَا كَانَ مِنَ الصِّدِيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ
Barangsiapa yang meninggal dalam keadaan yang demikian maka dia termasuk ke dalam golongan orang-orang yang jujur dan mati syahid.
(HR. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban, lihat Shahih at-Targhib no. 749)
Penulis: Abu ‘Abdirrahman as-Salafy
Nurussunnah Tegal
*) Lihat postingan sebelumnya Tentang WANITA IKUT SALAT TARAWIH DI MASJID
**) Lihat postingan sebelumnya Tentang JUMLAH RAKAAT SHALAT TARAWIH DAN SHALAT MALAM
***) Lihat postingan sebelumnya Tentang BACAAN PADA SHALAT MALAM DAN SHALAT TARAWIH
###
Asy Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz رحمه الله
Pertanyaan:
ما حكم صلاة التراويح في رمضان بالنسبة للرجل المنفرد في بيته، وما عدد ركعاتها؟ جزاكم الله خيراً
Apa hukum shalat tarawih di bulan Ramadhan ditinjau dari sisi laki-laki yang tinggal sendiri di rumahnya dan berapa jumlah rakaatnya? Semoga Allah membalas anda kebaikan.
Jawaban:
قيام رمضان سنة في المساجد، يقول صلى الله عليه وسلم: (من قام رمضان إيماناً واحتساباً غفر له ما تقدم من ذنبه)، كونه يقوم رمضان مع إخوانه في المساجد أفضل، وإن صلّى في بيته ولا حرج، وليس لها حدٌ محدود، لكن الأفضل إحدى عشرة أو ثلاثة عشرة، هذا الأفضل، وإن صلّى أكثر، عشرين والوتر، ثلاثين والوتر، أربعين والوتر ما في حرج والحمد لله، لكن أفضلها هو ما فعله النبي صلى الله عليه وسلم، إحدى عشرة أو ثلاث عشرة هذا أكثر ما ورد عنه صلى الله عليه وسلم يسلم من كل ثنتين ويوتر بواحدة، هذا هو الأفضل سواء صلاها في أول الليل، أو في وسط الليل أو في آخر الليل، أو فرقها صلّى بعضها في أوله وبعضها في وسطه، أو بعضها في أوله وبعضها في آخره، كل هذا لا حرج فيه، وهكذا في المساجد إذا صلوها جميعاً في أول الليل أو صلوها في آخر الليل أو بعضها في أول الليل وبعضها في آخر الليل، كل هذا بحمد الله لا حرج فيه، هذا أمر موسع، لأن النبي صلى الله عليه وسلم ما شرط شيئاً، قال: (من قام رمضان) ولما دخلت العشر أحياها كلها عليه الصلاة والسلام، فالأمر في هذا واسع، إذا أحيا العشر كلها من أولها إلى آخرها فهذا أفضل، وإن استراح فيما بينها فلا بأس، وإذا صلّى التراويح في أول الليل أو اتفقوا على أن يصلوها في آخر الليل كل ذلك لا بأس به، والحمد لله
Qiyamu Ramadhan (shalat taraweh) merupakan sunnah di masjid. Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
من قام إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه
Barang siapa menegakkan shalat malam (taraweh) karena iman dan mengharap pahala, niscaya Allah akan ampuni dosa-dosanya yang telah lalu.
Keadaannya menegakkan shalat Ramadhan bersama saudara-saudaranya di masjid itu adalah lebih utama, meskipun bila ia mengerjakannya di rumah maka tidak mengapa.
Dan shalat tersebut tidak memiliki batasan tertentu, tetapi yang lebih utama adalah sebelas atau tiga belas rakaat. Ini yang lebih utama.
Dan jika ia mengerjakan lebih banyak dari itu, dua puluh rakaat dan witir, tiga puluh rakaat dan witir, empat puluh rakaat dan witir, maka tidak mengapa walhamdulillah.
Namun yang lebih utama adalah apa yang dilakukan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam, sebelas atau tiga belas rakaat. Ini yang paling banyak diriwayatkan dari Nabi shallallahu alaihi wasallam, beliau salam di tiap-tiap dua rakaat dan witir dengan sekali (rakaat).
Ini yang lebih utama, baik ia shalat di awal malam, di pertengahan malam, atau di akhir malam. Atau ia mengerjakannya secara terpisah-pisah, sebagiannya dierjakan di awal malam, sebagian lagi di pertengahan malam, dan sebagiannya lagi di akhir malam. Semua ini tidak mengapa.
Demikian juga di masjid. Bila mereka mengerjakannya berjamaah di awal malam atau di akhir malam atau sebagiannya di awal malam dan sebagian lainnya di akhir malam, semua ini walhamdulillah tidak mengapa. Ini merupakan perkara yang luas karena Nabi shallallahu alaihi wasallam tidak mempersyaratkan apapun. Beliau hanya bersabda:
Barang siapa menegakkan shalat ramadhan.
Dan ketika memasuki sepuluh (terakhir) beliau shallallahu alaihi was salam menghidupkan seluruh malamnya. Maka perkaranya luas dalam masalah ini. Apabila ia menghidupkan sepuluh hari tersebut seluruhnya dari awal sampai akhirnya, maka ini lebih utama.
Namun bila ia istirahat pada sebagian di antaranya maka juga tidak mengapa. Dan bila mereka shalat taraweh di awal malam atau mereka sepakat untuk mengerjakannya di akhir malam, maka semua itu tidak mengapa walhamdulillah.
Sumber:
www .binbaz .org .sa/node/15537
Alih bahasa: Syabab Forum Salafy
Forum Salafy Indonesia
###
Asy Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz رحمه الله
Pertanyaan:
هل يجوز أن أؤخر صلاة التراويح إلى آخر الليل؟
Apakah boleh mengakhirkan shalat tarawih hingga akhir malam?
Jawaban:
نعم، لا بأس إذا تيسر هذا فهو أفضل آخر الليل، إذا تيسر هذا فهو أفضل، آخر الليل أفضل، ولكن المسلمون يصلونها في أول الليل لأنه أنشط لهم وأقرب إلى القيام بها، لأن كثير من الناس لو نام ما قام بها في آخر الليل، فالمقصود أنه إذا تيسر أن تؤدى في آخر الليل فذلك أفضل
Ya, tidak mengapa bila hal itu mudah baginya, maka itu lebih utama di akhir malam. Bila hal itu mudah baginya maka itu lebih utama. Akhir malam itu lebih utama. Akan tetapi kaum muslimin mengerjakannya di awal malam karena itu lebih giat bagi mereka dan lebih mudah untuk menegakkannya. Karena kebanyakan manusia jika sudah tertidur, tidak akan bangun di akhir malam. Sehingga maksudnya bila hal itu mudah ditunaikan di akhir malam, maka yang demikian itu lebih utama.
Sumber:
www .binbaz .org .sa/mat/15453
Alih bahasa: Syabab Forum Salafy
Forum Salafy Indonesia
###
Asy Syaikh Muqbil bin Hadi al Wadii رحمه الله
Pertanyaan:
هناك مسجد يقام فيه صلاة التراويح بعد صلاة العشاء فإذا دخل العشر الأواخر أخر التراويح إلى نصف الليل ويقال له صلاة التهجد فهل يجوز شرعاً أن تقام صلاة التراويح وهي التي بعد العشاء والتهجد الذي في نصف الليل نظراً للدعوة؟
Ada masjid yang ditegakkan padanya shalat tarawih setelah shalat isya. Ketika memasuki 10 hari terakhir Ramadhan, shalat tarawih diundur dan dimulai pada pertengahan malam, dan disebut shalat tahajud. Apakah dibolehkan menurut syariat shalat tarawih yang dikerjakan setelah isya dan tahajud pada pertengahan malam, mempertimbangkan dakwah?
Jawaban:
مسألة يجوز يجوز هذا، لكن الأفضل هو الإقتصار على ما جاء عن النبي صلى الله عليه وعلى آله وسلم أنه ما زاد على إثنتي عشرة ركعة في رمضان ولا في غير رمضان
Masalah bolehnya, hal ini boleh. Akan tetapi, yang afdhal ialah mencukupkan dengan apa yang diriwayatkan dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam bahwa beliau (melakukan shalat malam) tidak lebih dari 11 rakaat pada bulan Ramadhan dan di luar Ramadhan.
وبعد هذا أيضاً صلاة آخر الليل مشهودة كما في صحيح مسلم أن النبي صلى الله عليه وعلى آله وسلم قال: من خشي ألا يقوم آخر الليل فليصلِ أوله، ومن طمع أن يقوم آخر الليل فليصلِ آخره؛ فإن صلاة آخر الليل مشهودة، أي تشهدها الملائكة، فالصلاة آخر الليل أفضل مع أنها جائزة في أول الليل
(Masalah) berikutnya, shalat di akhir malam itu disaksikan (oleh malaikat), sebagaimana disebutkan dalam Shahih Muslim bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa khawatir tidak bisa bangun pada akhir malam, hendaknya dia shalat pada awal malam. Adapun yang bisa melakukannya di akhir malam, hendaknya dia kerjakan pada akhir malam. Sebab, shalat pada akhir malam itu disaksikan (yakni oleh malaikat).”
Jadi, shalat pada akhir malam lebih utama, meskipun boleh hukumnya dikerjakan pada awal malam.
Sumber:
www .muqbel .net/fatwa .php?fatwa_id=4458
Alih bahasa: Syabab Forum Salafy
Forum Salafy Indonesia